Selasa, 02 Februari 2010

Bukan aku & kau tapi kita

Dari banyak hal yang sudah menerpa kita, akhirnya merujuk pada kesimpulan minor.Selama ini keegoisan itu, selalu tampak ada padamu. Namun, itu salah, ternyata kebalikannya. Kusadari, pemaksaan sebuah karakter baru, selalu dihembuskan. Mungkin kau merasa jemu, karena itu sejatinya bukan kamu. Di banyak kesempatan, kau katakan, hanya bisa hidup menjadi dirimu sendiri. Tak layak untuk untuk dibandingkan dengan siapapun, terlebih dengan orang-orang yang sempat mengisi kehidupanku. Kau memang bukan dirinya. Rentang usia kita, bukan alasan untuk selalu dibawa ke permukaan. Tapi, kalau fakta ini disikapi dengan penuh rasa syukur, tentu membuahkn rahmat bagi kita. Wah..tetah, lebih baik kita jalani dengan penuh kesungguhan. Ibadah harus selalu melandasi perjalanan itu, mengingat, kita ini lemah.

Namun demikian tentu tak ada salah bila segala yang baik dari mereka, dijadikan bahan memoles kesalehan dirimu. Karena dari sebagian mereka, ada banyk hikmah yang telah ditorehkan dalam perjalanan wakutuku.
Di suatu malam, saat aku pulang bekerja,aku jadi gelagapan. Dari kantor, setumpuk masalah hinggap dikepala. Mau hati curhat padamu, namun sayang kamunya tiada. Karenanya, malampun resah, tanpa solusi. Keberadaanmu disisiku, selalu kunantikan. Hanya allah belum sampai memberi kita jalan untuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar